Jakarta –
Lebih Bersama 150 warga Negeri Nigeria meninggal dunia akibat wabah demam Lassa. Pusat Pengendalian dan Upaya Mencegah Gangguan Hingga Nigeria melaporkan hingga Kamis (8/8/2024), wabah demam Lassa telah menewaskan 163 orang.
Dikutip Bersama Anadolu Anjasi (AA), demam Lassa ditularkan Melewati kontak Bersama kotoran tikus. Data otoritas setempat mencatat Perkara Hukum Hukum demam Lassa Menimbulkan Kekhawatiran Pada musim kemarau, yaitu Bersama November hingga Mei.
Malahan sepanjang 2023, terdapat sebanyak 1.227 Perkara Hukum Hukum demam Lassa, dan 219 orang Hingga antaranya meninggal dunia.
Lantas, apa itu Gangguan demam Lassa? Pakar epidemiologi Dicky Budiman Bersama Universitas Griffith Australia menuturkan demam Lassa adalah Gangguan yang disebabkan Patogen Lassa. Patogen tersebut dapat ditularkan Dari jenis tikus bernama Mastomys natalensis, yang tentunya sudah terinfeksi Patogen Lassa pula.
“Demam Lassa itu Gangguan viral, Patogen, yang termasuk Di kelompok hemorrhagic fever,” ujarnya kepada detikcom, Jumat (9/8/2024).
“Patogen penyebab Gangguan Lassa ini namanya Patogen Lassa juga dinamainnya, dan ditularkan Melewati kontak Bersama urine atau feses hewan pengerat, terutama jenis tikus. Tikusnya namanya Mastomys natalensis,” sambungnya.
Lebih Jelas, Dicky mengatakan demam Lassa adalah Gangguan endemik yang ditemukan Hingga Negeri-Negeri Afrika Barat, seperti Nigeria, Liberia, Sierra Leone, dan Guinea.
“Kalau bicara Perkara Hukum Hukum Secara Keseluruhan setiap tahun Hingga Negeri-Negeri Afrika Barat itu 100 sampai 300 ribu Perkara Hukum Hukum Infeksi terjadi, dan Bersama sekian ratus ribu kurang lebih kematiannya per tahun Hingga 5.000 kematian,” terang dia.
Mayoritas Perkara Hukum Hukum demam Lassa tidak Menunjukkan Tanda-Tanda atau asimtomatik. Kalaupun bergejala, gejalanya bisa bervariasi Bersama ringan hingga berat.
“Gejalanya umumnya demam tinggi, atau flu-like symptoms, ada kelemahan, nyeri kepala, nyeri otot, mual, muntah, itu khas. Tapi ini kalau nggak diare, ada batuk kering, artinya nggak ada dahak,” ucapnya.
“Di Perkara Hukum Hukum yang parah, terjadi perdarahan seperti dengue fever, dan ada gangguan Di fungsi ginjal dan hati juga, sampai syok Lantaran perdarahan itu. Dan kematiannya cukup tinggi, bisa sampai 20 persen, artinya Bersama 10 orang, dua meninggal,” pungkasnya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: 163 Warga Nigeria Meninggal Kena Wabah Demam Lassa, Gangguan Apa Itu?