Bisnis  

Istana Minta Maaf Soal Kegaduhan LPG 3 Kg, Tekankan Pentingnya Koordinasi

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Prita Laura Di Inisiatif INTERUPSI Gaduh Gas Melon, Siapa Tertuduh? Di iNews TV, Kamis (6/2/2025) malam. FOTO/Binti Mufarida

JAKARTA – Istana Melewati Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Prita Laura mengungkapkan permohonan maaf pemerintah Yang Berhubungan Di kegaduhan yang terjadi seiring kesulitan Kelompok Di Merasakan tabung gas LPG 3 kg . Mengingat, Di ini masih banyak keluhan Kelompok yang harus mengantre panjang dan kelelahan, Malahan hingga menimbulkan korban.

“Izinkan saya menyampaikan suatu Sebab ini sangat penting ini sikap pemerintah kami minta maaf betul kepada Kelompok yang sudah begitu sulit Sebagai Merasakan tabung LPG Malahan Setelahnya Itu ada Setelahnya Itu korban juga Setelahnya Itu kelelahan dan sebagianya, kami minta maaf betul tapi kami benar-benar mendengarkan masukan-masukan Di Kelompok begitu ya dan juga Setelahnya Itu Di NGO Di pengamat Di media terus kami terima masukannya Sebagai perbaikan,” ujar Prita Di Inisiatif INTERUPSI “Gaduh Gas ‘Melon’, Siapa Tertuduh?” Di iNews TV, Kamis (6/2/2025) malam.

Prita juga menekankan pentingnya koordinasi dan perbaikan tata kelola Di distribusi LPG 3 kg. Kendati, kata Prita, bahwa aspek teknis pelaksanaan Aturan ini adalah ranah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Nah bicara soal koordinasi, kembali lagi tadi padahal yang tadi disampaikan bahwa koordinasi mengenai perbaikan tata kelola pastinya dilakukan. Ketika bicara teknis lagi-lagi ini ranah Kementerian, kita harus pahami hal tersebut terlebih dahulu,” kata Prita.

Di Detail, Prita menjelaskan bahwa masalah harga LPG 3 kg yang terus naik Di pengecer Di ini juga menjadi perhatian pemerintah. Dia mengungkapkan adanya temuan pengecer yang menjual LPG Di harga Di atas Rp20.000, Malahan Di tabung yang tidak sesuai beratnya.

“Kami menemukan ada pengecer yang biasanya dia membeli tabung gas LPG dia menjual Di atas Rp20 ribu dan Setelahnya Itu dia membelinya Di seseorang yang mengantarkan pakai Kendaraan Bermotor Roda Dua. Dan kami tanyakan tahukah pangkalannya Di mana, tidak tahu. Kami tanyakan ketika Setelahnya Itu jumlahnya diangkut begitu kg-nya kurang Di 3 Kg, lapor nya kemana, tahukah tidak tahu. Ujung-ujungnya kan kita Berencana Berusaha Mengatasi Kelompok miskin Kelompok yang rentan yang membutuhkan Bantuan Penurunan Nilai Mata Uang tersebut yang dirugikan. Ruginya bentuknya apa? Ruginya dikurangi jumlah kilogramnya Sebab praktik-praktik namanya suntik-suntikan, dipindahkan gasnya pelan-pelan begitu Hingga Di tabung gas Mutakhir,” jelas Prita.

Prita juga menyebutkan adanya praktik oplosan LPG 3 kg yang merugikan Kelompok. “Setelahnya Itu ada juga praktik dimana kalian menemukan seorang tukang gorengan yang menyampaikan bahwa satu tabung gas 3 kg ini biasanya bisa dipakai 10 hari tapi kok tiba-tiba cuma 5 hari. Terus Setelahnya Itu ketika tabung yang digoyang-goyang gitu isinya ada airnya, ini ada praktik-praktik oplosan,” tambahnya.

Pemerintah, menurut Prita, berkomitmen Sebagai terus memperbaiki sistem distribusi LPG agar lebih terkontrol dan tepat sasaran, terutama Sebagai Kelompok miskin yang berhak Merasakan Bantuan Penurunan Nilai Mata Uang.

“Kelompok itulah Di mana Bangsa itu hadir memasukkan sistem distribusi, distribusi ini menjadi satu sistem yang bisa diawasi kualitasnya sampai Setelahnya Itu diterima secara tepat sasaran Di penerima manfaat. Dan lagi-lagi Kelompok yang tidak berhak Merasakan mbok ya jangan ambil itu diawasi Di sistem ini,” tutup Prita.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Istana Minta Maaf Soal Kegaduhan LPG 3 Kg, Tekankan Pentingnya Koordinasi