Jakarta –
Pejabat Tingginegara Kesejaganan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa Indonesia Pada ini masih kekurangan jumlah Ahli Kebersihan Gigi. Sesuai data yang dimiliki Kemenkes, Di dua ribu Puskesmas, khususnya yang berada Hingga kawasan Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) masih belum Memperoleh Ahli Kebersihan Gigi.
Sebelumnya, hasil cek Kesejaganan gratis (CKG) Menunjukkan bahwa lebih Didalam 50 persen Kelompok Indonesia Merasakan masalah Kesejaganan gigi dan mulut.
Menyambut Baik hal ini, Ketua Umum Persatuan Ahli Kebersihan Gigi Indonesia (PDGI) Usman Sumantri mengatakan pihaknya tidak terlalu kaget Didalam tingginya angka ini. Malahan, Didalam data-data Sebelumnya, persentase masalah Kesejaganan gigi Kelompok Indonesia lebih tinggi.
“Tanpa ada pemeriksaan cek Kesejaganan gratis itu, saya sudah tahu angka itu, Didalam dulu bermasalah,” kata Usman Di Peristiwa detikSore, Rabu (16/4/2025).
“Sebenarnya, data surveinya Kesejaganan Daerah sudah Menunjukkan angka itu. Malahan rujukan nasional itu masih 70-80 persen orang Indonesia itu karies gigi. Karena Itu kalau menemukan 50 persen, masih belum banyak itu. Karena Itu saya mau bilang 50 persen mah belum, bisa lebih,” sambungnya.
Menurut Usman, angka 50 persen tersebut Akansegera naik jika Langkah cek Kesejaganan gratis telah berjalan lebih optimal. Pasalnya, masalah Kesejaganan gigi Kelompok Indonesia memang masih banyak ditemukan.
“Sebab hasil survei Kesejaganan Daerah Menunjukkan itu 57,6 persen mereka butuh pelayanan Kesejaganan gigi, tetapi yang bisa mengakses pelayanan itu cuman 10,2 persen,” kata Usman.
“Kenapa? Sebab memang secara nasional tadi Ahli Kebugaran giginya kurang, tidak tersebar, banyak Hingga kota besar, Karena Itu ya otomatis 90 persen orang itu hampir tidak tertangani,” lanjutnya.
Usman meminta Kemenkes Untuk memantik kesadaran Kelompok Di Kesejaganan gigi, serta Memperbaiki pelayanan dan fasilitas Kesejaganan gigi secara nasional.
“Banyak hal yang bisa kita lakukan, satu tetap Memberi kesempatan Ahli Kebersihan Gigi Untuk ditempatkan Hingga Daerah terpencil, kepulauan, perbatasan itu Didalam Langkah seperti penugasan khusus,” katanya.
“Kedua harus ada infrastruktur penunjang kerja. Jangan sampai dia mau kerja nggak ada alatnya. Bisa juga, saya sudah bicara Didalam pak Wamenkes, bagaimana kalau diperluas Belajar Ahli Kebersihan Gigi spesialis,” tutupnya.
(dpy/up)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: PDGI Tak Kaget 50 Persen Warga RI Punya Masalah Gigi, Faktanya Jauh Lebih Banyak