5 Ciri Restoran Italia ‘Red Flag’ Menurut Chef Buat Panduan Foodies

Jakarta

Banyak restoran Italia hadir Didalam Prototipe premium dimana harga menunya mahal. Akan Tetapi menurut chef, Mutu beberapa restoran itu tak sepadan Didalam harganya. Ini ciri restoran Italia yang ‘red flag’.

Masakan Italia termasuk mendunia Lantaran banyak menunya terkenal Di Negeri lain, termasuk Indonesia. Beberapa menu favoritnya Di lain pizza, pasta, risotto, tiramisu, hingga gelato.

Restoran Italia pun hadir Di beragam Prototipe, termasuk yang premium, mewah, dan harga menunya mahal. Tak sedikit pemilik restoran juga melabeli ‘autentik’ Sebagai sajiannya.


Akan Tetapi menurut chef, tak semua restoran Italia yang terlihat mewah Memiliki Mutu menu sepadan. Ada cara Sebagai mengenalinya yaitu Didalam mengetahui ‘red flag’ Di restoran tersebut.

Istilah ‘red flag’ belakangan banyak dipakai Sebagai Menunjukkan sesuatu yang berbahaya atau tidak sesuai Agar sebaiknya dihindari. Di konteks tempat makan, ‘red flag’ bisa Di pelayanan hingga menunya.

Mengutip Business Insider (5/7/2024), inilah 5 ciri restoran Italia ‘red flag’:

1. Sajikan menu tidak sesuai musim

Stefano Secchi, chef restoran Rezdora Di New York berpengalaman soal Masakan Italia. Ia sering bolak-balik Di Italia Sebagai mempelajari Masakan Di sana Agar ia tahu cara orang sana membuat menu kesehariannya.

Soal Konsumsi pembuka, Secchi bilang restoran itu otomatis ‘red flag’ jika menyajikan menu Di bahan Konsumsi yang Lagi tidak musim. Hal ini dapat dikenali Di sajian menunya,

Contoh Caprese salad yang dibuat Didalam tomat. Seperti diketahui, hasil panen tomat paling bagus Di bulan musim panas Di Amerika Serikat. Karenanya jika restoran menyajikan menu berbahan tomat Di akhir tahun atau awal tahun, maka itu tanda ada yang tak beres Di restoran.

2. Pasta yang terlalu bersaus

Secchi bilang ada lebih Di 20 Daerah Di Italia, tapi terlepas Di menu apapun yang dibuat, pasta asli Italia seharusnya tidak pernah ‘tenggelam’ Di saus. “Itu ‘red flag’ amat besar. Sebab jika kamu masak masakan Italia high-end, maka kamu tahu bagaimana cara membumbui pasta,” kata Secchi.

Sebuah restoran Disorot ‘red flag’ jika lebih fokus Di saus alih-alih pastanya sendiri. Seperti diketahui, Di Italia pasta merupakan Konsumsi yang sangat serius. Dibuat Didalam mengorbankan banyak tenaga dan waktu Sebagai Agar harus ‘dihargai’ lewat cara masak yang tepat.

Secchi berujar, “Di Italia kami bilang saus adalah condiment alias condimento, sesuatu yang disajikan bersama pasta.” Karena Itu, restoran Italia yang bagus adalah yang menonjolkan Mutu pasta dan menyeimbangkannya Didalam saus.

3. Tidak menyajikan Konsumsi Italia klasik Didalam tepat

Secchi selalu bertanya Di pelayan restoran Italia Lantaran banyak restoran tidak tahu benar menu yang ditawarkan. Pihak restoran juga Bisa Jadi salah Memberi nama menu.

Contohnya Di pasta tortelloni yang disajikan seukuran jempol atau lebih besar. Sebenarnya itu bukan tortelloni. Ukuran pasta Didalam isian itu harusnya tepat, sedikit lebih besar Di tortellini.

Restoran Italia juga ‘red flag’ jika menyajikan saus Alfredo atau carbonara Didalam krim. Seharusnya mereka pakai butter dan keju Parmigiano tradisional.

Selengkapnya Di halaman Berikutnya.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: 5 Ciri Restoran Italia ‘Red Flag’ Menurut Chef Buat Panduan Foodies