Dr. Anang Puji Utama, Dosen Fakultas Keselamatan Nasional Universitas Defender. Foto/SINDOnews
Dosen Fakultas Keselamatan Nasional Universitas Defender
Komunitas dikejutkan Didalam Protes Hacking Pusat Data Nasional Sebelum 20 Juni 2024. Peretas meminta uang tebusan sejumlah 131 miliar. Dampak Hacking Pusat Data Nasional tersebut tidak main-main. Pelayanan publik Ke berbagai sektor menjadi terganggu. Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan terdapat instansi baik pemerintah pusat maupun pemerintah Area yang terdampak serangan peretas tersebut.
Serangan atau Hacking Pada Pusat Data Nasional Menunjukkan adanya ancaman yang serius Pada sistem Defender dan Keselamatan Negeri. Gangguan tersebut telah terbukti mengganggu Kegiatan pelayanan publik Untuk Komunitas, adanya risiko kebocoran dan penyalahgunaan data serta Untuk spektrum yang lebih luas dapat mengancam eksistensi dan kedaulatan Negeri.
Bentuk Ancaman Mutakhir Defender Negeri
Berkembangnya dinamika Komunitas baik secara Dunia, regional maupun nasional berjalan beriringan Didalam berkembangnya jenis-jenis ancaman yang Berpeluang mengganggu Defender dan Keselamatan Negeri. Perkembangan dinamika tersebut merupakan suatu keniscayaan Untuk Komitmen Komunitas Di ini. Walaupun Memperoleh banyak dampak positif, tetap perlu dibangun kewaspadaan guna menangkal muncul dan berkembangnya dampak negatif yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan Komunitas, bangsa dan Negeri.
Demikian halnya Didalam berkembangnya Komunitas Hingga arah teknokultur yang lebih intensif Untuk penggunaan Keahlian berhubungan Didalam Kegiatan sehari-hari. Ketergantungan Komunitas Didalam Keahlian Lebih masif. Ke sektor pemerintahan juga Lebih banyak penyelenggaraannya Didalam berbasis Keahlian, informasi dan komunikasi. Malahan pemerintah sudah Membahas Aturan Didalam diterbitkannya Peraturan Ri Nomor 132 Tahun 2022 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.
Pendekatan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik tidak lagi menggunkan cara-cara manual atau konvensional. Akan Tetapi Didalam menggunakan pendekatan Keahlian dan informasi yang memungkinkan berbagai macam kegiatan dapat berjalan efektif dan efisien. Seperti halnya perkembangan Komitmen Komunitas yang Memperoleh dua dampak positif dan negatif, demikian juga perkembangan Keahlian informasi dan komunikasi yang juga Memperoleh dua dampak tersebut.
Dampak negatif perkembangan Komunitas teknokultur dapat dilhat misalnya Untuk penyebaran berita bohong, ujaran kebencian, kriminalitas dan sebagainya. Untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik pun juga Memperoleh dampak negatif diantaranya kerentanan sistem, penyalahgunaan dan Keselamatan data pribadi, serangan peretas dan sebagainya. Pendekatan pelayanan berbasis Keahlian menuntut adanya pengelolaan database dan sistem pengamanan yang baik. Sistem tersebut memusatkan penyimpanan, pengelolaan dan penyebaran data Sebagai berbagai kebutuhan.
Merebaknya dampak negatif Untuk skala yang luas dan menyerang objek vital dapat mengancam Defender dan Keselamatan Negeri. Intergrasi dan kultur sosial Komunitas terganggu yang dapat berdampak Ke potensi konflik. Gangguan Pada sistem dan pencurian data dapat mengganggu stabilitas Negeri Malahan kedaulatan bangsa. Misal pencurian data atau informasi rahasia Negeri Didalam peretas dan Lalu menyebarkan informasi atau menyalahgunakan data tersebut tentu dapat membahayakan Negeri.
Hacking Pusat Data Nasional merupakan salah satu bentuk ancaman nyata Ke dunia maya yang membahayakan pertahanana dan Keselamatan Malahan kedaulatan Negeri. Untuk lingkup sistem Defender Negeri, ancaman ini dikategorikan sebagai bentuk ancaman nonmiliter. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Defender Negeri (Aturantertulis Defender Negeri) mengkategorikan ancaman Defender Negeri berupa ancaman militer dan ancaman nonmiliter.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Penguatan Defender Siber sebagai Daya Tangkal Hacking PDN