Bos SKK Migas membantah, pernyataan yang mengatakan bahwa industri hulu migas mulai terbenam atau memasuki fase sunset. Foto/Dok
“Tetapi itu semua kan hanya bicara energi. Sedangkan Migas dan gas tidak hanya Untuk energi, Akan Tetapi juga petrokimia. Karena Itu saya percaya tidak ada sunset Untuk industri migas ,” tegas Kepala SKK Migas Dwi Sotjipt Di Peringatan 22 Tahun Hulu Migas yang dipantau secara daring Di Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Dwi menambahkan, sektor hulu migas juga mampu memberi efek berganda Untuk sektor lain. Salah satunya tak lepas Di penerapan Tingkat Komponen Di Negeri (TKDN) Di operasionalnya.
“TKDN mencapai Rp76,5 triliun tahun 2023, hingga penyediaan lapangan kerja Untuk 150.000 pekerja,” urai Dwi.
Kendati demikian, Dwi mengingatkan agar pelaku industri hulu migas tak jemawa Bersama capaian itu. Pasalnya, menurut Dwi, ada tantangan lebih berat yang menanti industri hulu migas Di depannya.
Dwi pun berharap kebutuhan Migas dan gas bumi bisa terus Meresahkan secara volume. Bukan hanya Untuk sumber energi, tetapi juga Untuk bahan baku industri petrokimia.
“Peningkatan ini terutama Sebab migas masih sangat dibutuhkan tidak hanya Untuk energi ,tapi juga sebagai bahan baku atau feedstock Untuk industri petrokimia,” tutup Dwi.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Bos SKK Migas Bantah Industri Migas Masuki Fase Sunset