Apa Itu ‘Child Grooming’? Viral Dikaitkan Hubungan Seks Murid-Guru Ke Gorontalo

Jakarta –

Video hubungan seks guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Ke Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo berinisial DH (57) Bersama salah satu siswinya yang masih Ke bawah umur viral Ke media sosial. Kejadian tersebut begitu menggemparkan hingga mengundang banyak komentar Bersama netizen Ke media sosial X.

Meski ada yang menyebutnya ‘suka sama suka’, banyak juga yang mengatakan bahwa perilaku guru tersebut termasuk child grooming Sebab melibatkan anak Ke bawah umur.

“Perkara Pidana Hukum Ke Gorontalo itu child grooming. Siswi umur 17, guru umur 57. Pantes Dari Sebab Itu anak atau Justru cucu. Tua bangka ngga tau diri. Korban nampak ‘suka sama suka’, padahal nggak. Terkesan begitu Sebab bujuk rayu menyesatkan si tua bau tanah. Ingin ku gampar pake parutan kelapa,” kata salah satu netizen mengomentari Perkara Pidana Hukum itu.

Terlepas Bersama Perkara Pidana Hukum yang terjadi, sebenarnya apakah itu child grooming? Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi menjelaskan child grooming merupakan sebuah tindakan yang dilakukan Dari orang dewasa kepada anak Ke bawah umur Untuk Merasakan keuntungan Melewati hubungan tersebut.

Cara ini biasanya dilakukan Bersama cara manipulasi, tipu muslihat, hingga bujuk rayu agar tujuan Bersama pelaku bisa tercapai.

“Tujuannya bisa Untuk kepuasan seksual, kepuasan emosional, dan sebagainya,” kata Sari ketika dihubungi detikcom, Senin (30/9/2024).

Tindakan child grooming menurut Sari bisa sangat berbahaya Untuk korban. Anak berisiko menjadi korban Tindak Kekerasan dan pelecehan secara seksual.

Hal ini belum ditambah Bersama dampak Kesejaganan mental yang dapat dialami Dari korban. Anak dapat Merasakan kebingungan, hingga trauma yang Mungkin Saja Mutakhir mulai muncul ketika sudah dewasa.

“Dia Mengetahui memorinya masih ada, tapi Sebab dia masih anak-anak, dia masih abstrak sensasi emosi yang dirasakan,” ujar Sari.

“Tapi begitu Lebihterus dewasa, muncul pemahaman Mutakhir Di berbagai memori Ke masa lalunya, dikhawatirkan reaksi emosi yang sangat luar biasa besar, yang berpengaruh Ke Kesejaganan mental dia berikutnya,” tandasnya.