Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey Di konferensi pers, Jumat (28/6/2024). FOTO/M Farhan
“Menurut kami, pernyataan ini bisa mematikan pelaku usaha lho, Sebab seolah-olah minimarket, apalagi tidak disebutkan minimarket apa, itu Akansegera membuat stigma Ke Kelompok atau pelanggan setia kami, mereka Karena Itu apriori Pada minimarket,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey Di konferensi pers, Jumat (28/6/2024).
Sebelumnya, Pejabat Tingginegara Koordinator Bidang Politik dan Perlindungan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto yang juga Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online mengatakan bahwa pihaknya Akansegera menutup layanan top up terafiliasi judi online yang berada Ke minimarket. Hal itu berdasarkan hasil Pertemuan koordinasi tingkat Pejabat Tingginegara tentang pemberantasan judi online Ke Kantor Kemenko Polhukam, Rabu (19/6).
“Yang Terkait Bersama Bersama game online modusnya adalah membeli pulsa atau top up Ke minimarket-minimarket. Yang Akansegera kita lakukan Satgas adalah menutup pelayanan top up online yang terafiliasi,” ujar Hadi.
Menyikapi pernyataan tersebut, Aprindo menilai pernyataan tersebut sebagai tuduhan tanpa konfirmasi dan dipandang dapat merusak citra ritel Ke mata Kelompok. Ketum Aprindo Roy Mandey mengatakan, problematika judi online harusnya ditanggapi serius Bersama pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo).
Aprindo, tegas dia, menilai kewenangan dan tugas memberantas judi online harus dilakukan pemerintah. Aprindo meminta pemerintah tidak menyalahkan peran ritel minimarket yang Pada ini ditengarai menjual pulsa paket Duniamaya dan pulsa paket Google Play.
“Itulah yang saya katakan Sebab pemerintah punya instrumen Untuk mengunci situs-situs judi online itu. Pengusaha kan tidak bisa melakukannya?” cetus Roy.
Roy menambahkan, judi online yang berbasis daring bisa beredar luas Ke situs-situs yang mudah diakses Kelompok berdasarkan izin Di pemerintah, yaitu Kemenkominfo. “Mereka saja yang bisa mengunci situs-situs itu. Karena Itu ketika ada yang main judi online, mereka bisa Kunci Agar ketika ada yang mau main, tulisannya Ke layar itu access denied atau akses ditolak. Itu bisa!” tegasnya.
Bersama kewenangan itu, Roy menyayangkan pemerintah yang justru malah Berkata ritel sebagai pihak yang memebrikan kemudahan Untuk Kelompok Untuk bermain judi online. “Sebab tinggal sebutkan saja situsnya apa, Sesudah Itu diblok Bersama Kemenkominfo. Karena Itu itu yang harus dijaga, dikerjakan, bukan Berkata bahwa minimarket adalah tempat Untuk Kelompok membeli pulsa judi online,” tandasnya.
Roy mengatakan, Aprindo Menerbitkan pernyataan dan klarifikasi Sebab para pengusaha khawatir kepercayaan Kelompok Untuk berbelanja Ke minimarket berkurang. Pernyataan pemerintah mengenai peran minimarket sebagai penjual pulsa judi online itu menurutnya jelas merugikan usaha ritel Ke Indonesia.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Aprindo Tolak Stigma Minimarket Tempat Jual Pulsa Judi Online