BMKG menyebutkan, curah hujan beberapa hari terakhir Di barat Indonesia dipengaruhi Dari aktifnya Trend Populer atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO). Foto/SINDOnews/Ilustrasi
“Agar berdasarkan analisis cuaca dan pengamatan perkembangan Situasi cuaca, sepekan Di Didepan masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan Di Daerah Indonesia Kendati telah memasuki musim kemarau,” kata Dwikorita Di keterangannya, dikutip Selasa (9/7/2024).
Trend Populer MJO yang Pada ini aktif menyebabkan pergerakan atau propagasi kumpulan awan-awan hujan Di Samudra Hindia sebelah timur Afrika bergerak Di sepanjang khatulistiwa Di Samudra Pasifik melintasi Daerah Indonesia. Umumnya, arak-arakan awan hujan ini masuk Lewat Daerah barat Di Daerah timur Indonesia.
Di sisi lain, Di sepekan Di Didepan Trend Populer gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Equatorial juga berpengaruh Di peningkatan curah hujan Di Daerah Indonesia, baik Di Daerah barat, Di, dan timur, seperti sebagian Daerah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.
Di Itu, suhu permukaan laut yang hangat Di Di perairan Indonesia juga turut berkontribusi Di menciptakan Situasi yang mendukung Perkembangan awan hujan Di Daerah tersebut.
Berdasarkan analisa tersebut, BMKG Menerbitkan peringatan dini cuaca dimana diperkirakan Berencana terjadi hujan Bersama intensitas Lagi hingga lebat disertai kilat petir dan angin kencang Di sebagai Daerah Indonesia Di 8-14 Juli.
“Yaitu Di sebagian besar Daerah Sumatra, sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Khusus Sebagai pulau Jawa Berencana Merasakan penurunan potensi hujan mulai periode tanggal 11 Juli,” ujarnya.
Dwikorita juga menjelaskan Trend Populer hujan Di musim kemarau tidak lepas Di letak geografis Daerah Indonesia. Di mana Indonesia berada Di Antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia sekaligus pertemuan Di Antara dua Samudra besar yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
“Trend Populer iklim dan cuaca Di Indonesia sangat dipengaruhi Dari faktor-faktor dinamika cuaca yang beragam. Di musim kemarau, adanya potensi gangguan seperti MJO (Madden-Julian Oscillation) dan gelombang atmosfer lainnya tetap dapat menyebabkan pembentukan awan hujan,” jelasnya.
Sambil Itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan bahwa peningkatan curah hujan akibat gangguan Trend Populer atmosfer tidak Berencana terjadi berhari-hari dan diprediksi hanya 1-3 hari Di setiap Daerah. Di mana Pada ini Daerah Jakarta, Banten, yang Di pekan kemarin diguyur hujan lebat Pada ini sudah mulai cerah kembali.
“Situasi tersebut diprediksikan Berencana menurun, dimana Daerah Jawa, Banten, Bali, dan Nusa Tenggara Berencana kembali Merasakan Situasi musim kemarau yang normal,” ujar Guswanto.
(maf)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: BMKG Sebut Trend Populer MJO Pemicu Curah Hujan Menimbulkan Kekhawatiran Pada Kemarau