COVID-19 Varian Nimbus Menyebar Cepat Di 22 Negeri, Kemenkes RI Angkat Bicara

Jakarta

Varian Nimbus atau NB.1.8.1 disebut menjadi salah satu biang kerok kenaikan Peristiwa Pidana COVID-19 Di beberapa Negeri. Subvarian Omicron JN.1 ini pertama kali dideteksi Di akhir Januari 2025.

Hingga 18 Mei 2025, tercatat ada 22 Negeri yang mendeteksi varian Nimbus Di wilayahnya. Beberapa pasien yang terpapar varian tersebut melaporkan Tanda seperti demam, menggigil, batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, kelelahan, kesulitan bernapas, hingga diare.

Perbedaan Varian Nimbus

Pakar imunologi fakultas kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Dr dr Agung Dwi Wahyu Widodo, MSi, SpMK menyebut setidaknya ada tiga faktor yang Meningkatkan Peristiwa Pidana COVID-19 belakangan ini, yaitu adanya varian Terbaru, penurunan kekebalan Pertumbuhan, serta perubahan perilaku Kelompok Sesudah Penyebara Nmassal.

“Varian Terbaru ini merupakan hasil mutasi Omicron, mulai Di JN.1 hingga NB.1.8.1. Varian NB.1.8.1 ini dikenal Bersama nama Nimbus. Nimbus Memperoleh perbedaan struktur spike yang sangat signifikan Di varian Omicron Sebelumnya Itu,” ujar dr Agung dikutip Di laman resmi Unair, Selasa (10/6/2025).

dr Agung menjelaskan mutasi seperti Nimbus dan Omicron mampu menghindari sistem kekebalan yang terbentuk tubuh, termasuk Di Imunisasi generasi awal. Hal ini membuat varian Terbaru Memperoleh risiko penyebaran lebih luas, meski Tanda cenderung ringan.

Masuk Daftar Variants Under Monitoring

Organisasi Keadaan Dunia (WHO) Sebelum 23 Mei 2025 mermasukkan varian Nimbus Di daftar Variants Under Monitoring (VUMs). Meski varian nimbus menular lebih cepat, WHO menuturkan risiko infeksinya tidak seganas varian-varian Sebelumnya Itu.

Peningkatan rawat inap dan kematian Yang Terkait Bersama kemunculannya juga tidak ditemukan.

“Mengkaji bukti yang tersedia, risiko Keadaan Kelompok tambahan yang ditimbulkan Dari NB.1.8.1 dievaluasi rendah Di tingkat Internasional,” tulis WHO.

Modifikasi protein spike COVID-19 Nimbus Meningkatkan kapasitas penularannya dan sebagian Mengurangi kemanjuran penetralan antibodi tertentu yang dihasilkan Dari Infeksi Sebelumnya Itu.

NEXT: Belum ada laporan Varian Nimbus Di Indonesia

Beberapa Negeri Asia Tenggara seperti Thailand dan Singapura telah melaporkan adanya varian ini. Sambil Itu, Kementerian Keadaan (Kemenkes) RI menyebut belum ada laporan Yang Terkait Bersama varian NB.1.8.1 ini. Identifikasi varian Mikroba dilakukan Bersama pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).

“Sampai Minggu Hingga-23, Subvarian yang masih bersirkulasi Di Indonesia adalah MB.1.1 dan KP.2.18, Secara Keseluruhan Memperoleh karakteristik yang sama Bersama JN.1 (penilaian risiko rendah),” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman Di dihubungi detikcom, Selasa (10/6/2025).

Berikut ini daftar Negeri yang sudah melaporkan adanya COVID-19 varian Nimbus:

  • Singapura: 366 Peristiwa Pidana
  • Thailand: 176 Peristiwa Pidana
  • Amerika Serikat: 148 Peristiwa Pidana
  • Australia: 188 Peristiwa Pidana
  • Kanada: 108 Peristiwa Pidana
  • Selandia Terbaru: 92 Peristiwa Pidana
  • Hong Kong: 77 Peristiwa Pidana
  • Taiwan: 48 Peristiwa Pidana
  • Korea Selatan: 47 Peristiwa Pidana
  • Inggris: 29 Peristiwa Pidana
  • Prancis: 29 Peristiwa Pidana

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: COVID-19 Varian Nimbus Menyebar Cepat Di 22 Negeri, Kemenkes RI Angkat Bicara