Pejabat Tingginegara ESDM Bahlil Lahadalia berharap produksi Energi Indonesia bisa kembali seperti tahun 1997 lalu. FOTO/Ilustrasi
Pejabat Tingginegara ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, Pada ini produksi Energi Indonesia berbading terbalik Bersama Situasi Ke 1997 lalu. Jika Ke tahun 1997 produksi mampu Ke atas 1,5 juta barel per hari (bph), maka kini Indonesia justru haru mengimpor Energi hingga 1 juta bph.
“Dari Sebab Itu Situasi tahun 1997 terbalik Bersama Situasi sekarang. Kalau dulu kita Produk Ekspor 1 juta barel per hari, sekarang kita Pembelian Barang Untuk Luar Negeri 1 juta barel per hari,” kata Bahlil seperti dikutip Untuk laman resmi Kementerian ESDM, Minggu (15/12/2024).
Untuk Memperbaiki kembali produksi Energi, kata Bahlil, pihaknya Merangsang reaktivasi sumur-sumur menganggur yang jumlahnya lebih banyak ketimbang sumur aktif. Bahlil memaparkan, Pada ini Indonesia Memperoleh 44.985 sumur migas, Ke mana sebanyak 16.433 sumur aktif berproduksi, 16.990 sumur idle tidak berproduksi, dan 11.562 sumur lain-lain (abandoned, injection, dry-hole).
“Terdapat 4.993 sumur idle yang tidak Memperoleh potensi hydrocarbon, 4.495 sumur idle yang Memperoleh potensi HC, dan 7.502 sumur idle yang Untuk proses review,” kata dia.
Bahlil meyakini intervensi Ilmu Pengetahuan mampu mendongkrak kapasitas produksi Energi nasional. Dia mencontohkan Blok Cepu yang dikelola Dari ExxonMobil, yang awalnya hanya menemukan 100.000 barel Energi per hari, tapi Bersama adanya Ilmu Pengetahuan mampu menaikkan kapasitas produksi menjadi 163.000 Energi barel per hari.
Sejalan Bersama itu, lanjut dia, pemerintah Ditengah menyiapkan lebih Untuk 60 blok migas yang siap ditawarkan kepada investor hingga tahun 2028. Enam blok diantaranya telah siap ditawarkan Ke tahun 2024.
“Strategi ini seperti main bola, ada periode bertahan, ada menyerang. Bertahan adalah mengoptimalkan sumur-sumur terumasuk sumur idel yang ada Bersama Ilmu Pengetahuan dan menyelesaikan Plan of Development (POD). Sambil menyerang adalah kita harus melakukan Pendalaman,” ujarnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Dulu Produk Ekspor Kini Pembelian Barang Untuk Luar Negeri, Bahlil Ingin Produksi Energi Balik Seperti 1997