Mendukbangga Wihaji Memberi keterangan kepada media seusai Pertemuan koordinasi khusus Di Pemerintah Provinsi NTT dan kementerian/Lembaga Yang Berhubungan Di, Senin (13/1/2025). FOTO/IST
Sebagai mengatasi masalah ini, pemerintah Lewat Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menginisiasi Langkah kolaboratif lintas kementerian dan lembaga. Langkah ini sesuai Di Instruksi Ri (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kesenjangan Ekonomi Ekstrem dan Peraturan Ri (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Di Senin (13/1/2025), Kemendukbangga Mengadakan Pertemuan koordinasi khusus Di Pemerintah Provinsi NTT, Kementerian Kesejajaran (Kemenkes), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Desa dan Pembangunan Area Tertinggal (Kemendes PDT), Kementerian Belajar Tinggi, Sains, dan Keahlian (Mendiktisaintek), Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, serta Badan Gizi Nasional (BGN). Dua perguruan tinggi, Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), juga dilibatkan Di upaya ini.
Mendukbangga Wihaji menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi. “Kolaborasi adalah kata Kunci Sebagai mengatasi persoalan Bangsa. Sesuai arahan Ri, kami Akansegera memanfaatkan data kependudukan secara optimal Di menangani stunting, khususnya Di NTT,” ujarnya.
Upaya penanggulangan Kesenjangan Ekonomi dan stunting Di NTT Akansegera mengedepankan pendekatan berbasis data riil per keluarga. Di Di Itu, Langkah ini Akansegera fokus Di penguatan ketahanan Ketahanan Pangan lokal Lewat diversifikasi Ketahanan Pangan seperti kelor, jagung, dan sorgum, serta pemberdayaan Usaha Kecil Menengah berbasis komunitas. “Diversifikasi Ketahanan Pangan dan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Akansegera menciptakan kemandirian ekonomi serta mendukung tema *No Poverty, No Hungry*,” tambah Wihaji.
Kemendukbangga bersama UB dan UMM juga Membuat inisiatif seperti intensifikasi Langkah Bangga Kencana, pendewasaan usia perkawinan (PUP), serta pengaturan jarak kelahiran. Sebagai mendukung ketahanan Ketahanan Pangan, direncanakan penanaman benih jagung Nusa Timore Di lahan 10.000 hektare setiap tahun, Pembaruan beras analog berbasis jagung dan sorgum, serta pembentukan klaster Usaha Kecil Menengah olahan Ketahanan Pangan lokal.
Sekretaris Kemendukbangga, Prof. Budi Setiyono, menekankan pentingnya langkah cepat dan kolaborasi lintas sektor. Lima Langkah quick wins yang diusung, yaitu Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan (Gate), Lansia Berdaya, dan Langkah Super Apps berbasis kecerdasan buatan, menjadi prioritas Di implementasi Langkah.
“Hingga Di, kita Akansegera terus mengawal Langkah kolaboratif ini agar Memberi hasil nyata Bagi Kelompok NTT,” ujar Prof. Budi.
Lewat kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, dan Kelompok, diharapkan permasalahan Kesenjangan Ekonomi dan stunting Di NTT dapat diatasi secara berkelanjutan. Optimalisasi data demografi dan penguatan potensi lokal menjadi harapan Sebagai menciptakan masa Di yang lebih baik Bagi generasi mendatang.
(abd)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kemendukbangga Galang Sinergi Nasional Tanggulangi Kesenjangan Ekonomi Ekstrem dan Stunting Di NTT