Pembatasan Kendaraan Hingga Jakarta Membebani Warga Menengah Bawah


Anggota Komisi D DPRD Jakarta Dedi Supriadi mengatakan pembatasan usia kendaraan Berencana memberatkan Komunitas, khususnya kalangan ekonomi menengah Hingga bawah. Kata dia kelompok Komunitas ini memerlukan kendaraan Untuk mencari nafkah.

“Komunitas ternyata masih membutuhkan kendaraannya Untuk mencari nafkah,” ucap Dedi Di Hadir Di diskusi yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKOPI, Jakarta, Rabu (27/6), diberitakan Di.

Menurut Dedi pembatasan Pemerintah Provinsi Jakarta punya kewenangan mengatur batasan usia dan jumlah kendaraan usai adanya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Lokasi Khusus Jakarta (Perundang-Undangan DKJ).

Tetapi dia katakan hingga Di ini pembatasan usia kendaraan Hingga Jakarta kadarnya masih wacana. Belum ada langkah konkrit Di pembentukan peraturan Lokasi (perda) Yang Berhubungan Didalam hal tersebut.

“Memang DKI Memperoleh kewenangan dan itu boleh diambil atau tidak. Dan pembahasannya pun harus melibatkan DPRD. Hingga Di Ini tidak ada wacana Untuk itu,” ucapnya.

Dedi juga menyoroti sejumlah alasan yang Mendorong pembatasan kendaraan berlaku Hingga Jakarta. Salah satunya soal polusi udara, tetapi menurut dia setiap akhir pekan Jakarta masih menempati posisi teratas sebagai kota Didalam Standar udara terburuk Hingga dunia.

Menurut Dedi, polusi udara Hingga Jakarta tidak hanya berasal Di Jakarta saja, tetapi juga Di Lokasi sekitarnya.

Selain polusi udara masalah lainnya adalah tentang kemacetan. Upaya penanggulangan disebut telah dilakukan Lewat sistem ganjil-genap, tetapi Dedi Mengungkapkan masalah ini masih terus terjadi.

“Kalau soal polusi udara harus dikaji secara ilmu pengetahuan dan perlu kejujuran apakah PLTU atau apa penyebab lainnya. Sambil Itu Untuk kemacetan kami upayakan Didalam menyediakan transportasi massal,” katanya.

Sebelumnya Lembaga Survei KedaiKOPI Membeberkan berdasarkan hasil survei opini publik, sebanyak 49,2 persen warga tidak setuju pembatasan usia kendaraan Hingga Jakarta Sebab faktor ekonomi.

“Memang kalau kami lihat sebagian besar tidak setuju Didalam pembatasan usia kendaraan,” kata Direktur Kajian dan Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI Ibnu Dwi Cahyo.

Ibnu menjelaskan berdasarkan hasil survei Pada 445 responden Di Jakarta dan sekitarnya, yang mayoritas berusia 17-55 tahun, masih banyak penolakan pembatasan usia kendaraan.

Menurut survei tersebut, sebanyak 49,2 persen responden tidak setuju Didalam pembatasan usia kendaraan, 40,2 persen setuju, dan 10,6 persen tidak Memperoleh pendapat yang jelas.




Artikel ini disadur –> Cnnindonesia News: Pembatasan Kendaraan Hingga Jakarta Membebani Warga Menengah Bawah