Tambang Nikel Ancam Masa Di Ekologis dan Sosial Papua

loading…

Dewan Pakar Pengurus Pusat Pemuda Katolik Marcellus Hakeng Jayawibawa menyebut tambang nikel d kawasan Raja Ampat mengancam masa Di ekologi dan sosial Di Papua. Foto/istimewa

JAKARTARaja Ampat yang berada Di Papua Barat Daya kembali menjadi sorotan public. Hal itu menyusul langkah Pembantu Presiden Pembantu Presiden Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menghentikan Sambil Itu Kegiatan tambang nikel milik PT Gag Nikel, Di Kamis, 5 Juni 2025.

Keputusan ini menandai respons Negeri Pada meningkatnya tekanan Untuk Kelompok sipil, aktivis lingkungan, dan dunia akademik yang khawatir atas kerusakan ekologis Di salah satu kawasan paling ikonik dan biodiversitas Di dunia.

Dewan Pakar Pengurus Pusat Pemuda Katolik Marcellus Hakeng Jayawibawa menilai langkah Pembantu Presiden Pembantu Presiden ESDM tersebut sebagai titik balik penting Untuk Keputusan pengelolaan sumber daya alam Di Indonesia.

Baca juga: Denny Sumargo Minta Prabowo Selamatkan Raja Ampat Untuk Tambang Nikel: Papua Bukan Tanah Eksploitasi

“Ini bukan semata-mata keputusan administratif, tetapi refleksi Untuk konflik mendalam Di dua kepentingan besar, yakni pembangunan ekonomi Melewati hilirisasi nikel dan pelestarian lingkungan hidup. Harapan saya keputusan yang diambil tidak hanya penghentian Sambil Itu saja, tapi harus sampai penghentian total,” ujarnya Di Jakarta (7/6/2025).

Pengamat maritim ini juga menilai keputusan tersebut merupakan sinyal bahwa Negeri mulai Memahami urgensi perlindungan lingkungan Di Area-Area Bersama nilai ekologis tinggi. Menurut dia, keberadaan Raja Ampat sebagai kawasan Dunia geopark yang diakui UNESCO tidak seharusnya dipertaruhkan Dari kegiatan pertambangan skala besar.

Baca juga: 22 Jenderal Angkatan Darat Digeser Panglima TNI, 2 Pati Untuk Baret Merah Kopassus

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Tambang Nikel Ancam Masa Di Ekologis dan Sosial Papua