Manfaat Minum Minuman Di Pagi Hari, Bisa Melindungi Jantung Untuk Kerusakan

Jakarta –

Minuman merupakan salah satu minuman paling populer Di dunia, termasuk Indonesia. Sebuah studi terbaru mengungkapkan manfaat besar Minuman hitam Di pagi hari Sebagai Keadaan jantung.

Studi Untuk European Heart Journal mengungkapkan mereka yang minum Minuman Di pagi hari Memperoleh Keadaan jantung yang lebih baik dan tingkat kematian yang lebih rendah daripada mereka yang tidak minum Minuman sama sekali.

“Eksperimen Sampai Sekarang Menunjukkan bahwa minum Minuman tidak Memperbaiki risiko Penyakit kardiovaskular, dan tampaknya menurunkan risiko beberapa Penyakit kronis, seperti diabetes,” kata penulis utama Lu Qi Untuk Tulane University, dikutip Untuk Futurity, Senin (3/2/2025).

Selain melihat manfaat Untuk Minuman, Eksperimen tersebut juga ingin melihat kapan waktu terbaik Sebagai minum Minuman. Studi yang melibatkan lebih Untuk 40 ribu responden Antara tahun 1999 hingga 2018 itu, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu peminum Minuman pagi, minum Minuman sepanjang hari, dan bukan peminum Minuman.

Untuk keseluruhan responden, sebanyak 36 persen minum Di pagi hari, 16 persen minum Di sepanjang hari (pagi, siang, dan malam), lalu yang masuk Untuk kategori bukan peminum Minuman sebanyak 48 persen.

Dibandingkan Bersama orang yang tidak minum Minuman sama sekali, peminum Minuman pagi 16 persen lebih kecil kemungkinannya Sebagai meninggal Lantaran sebab apapun. Samping Itu mereka juga 31 persen lebih kecil kemungkinannya Sebagai meninggal akibat Penyakit kardiovaskular.

Tetapi uniknya, orang yang minum Minuman Di sepanjang hari tidak Merasakan penurunan risiko dibandingkan kelompok bukan peminum Minuman. Hal ini Menunjukkan adanya keistimewaan khusus Untuk minum Minuman Di pagi hari.

Qi menuturkan bahwa Eksperimen Bersama Detail diperlukan Sebagai menjelaskan sebab akibat Untuk hal tersebut. Tetapi ia Memperoleh beberapa teori soal kemungkinan penyebabnya.

“Mengonsumsi Minuman Di sore atau malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian dan kadar hormon seperti melatonin. Hal ini Di akhirnya menyebabkan perubahan Di faktor risiko kardiovaskular seperti peradangan dan tekanan darah,” ujar Qi.

(avk/kna)